Daftar Blog Saya

kawaankuu

Balada Anak KKN (Part-1)

on Minggu, 30 April 2017

          Assalamu'alaikum....

          Lama tak jumpa yaa... Tiba-tiba keinginanku untuk bercerita, sharing, ataupun nggosip muncul kembali, hehe. Tak terasa sudah hampir 5 taun ya, lebih malah aku tidak menyentuh blog ini. Padahal banyak lho yang aku tuh pengen ceritakan ke siapapun yang suatu saat membaca tulisan ini. Harapannya sih bisa jadi bahan pelajaran, candaan, gurauan, atau bahan ece-ecean, dan yang paling penting jadi cerminan hidup yang sebenarnya. ciee.. hehe,,
         Pada tulisan kali ini aku mau mengulas tentang sebuah program pengabdian masyarakat dari kampus-kampus yaitu KKN. Dalam hal ini khususnya akhir-akhir ini yang kkn di tempat aku yaitu dari UNY. Aku juga nggak tau kenapa ada aja yang kkn di DKSK, pasti sampai bingung mau bikin program apa, karena dari sisi manapun desa ini hanya tinggal pengembangan saja. haha..
        Flashback sedikit dulu aku juga pernah kkn di salah satu kampung daerah lereng merapi. Aku juga mengalami kebingungan yang sama. Biasanya sih masyarakat akan minta bantuan secara fisik maupun keuangan, yang pada faktanya kkn tuh nggak melulu dapat sponsor atau bantuan dana segar dari pihak lain. Pragmatisnya kita harus iuran sendiri untuk melangsungkan program tertentu, di sisi lain kita juga harus mengeluarkan pendanaan untuk kebutuhan pribadi seperti makan, dana sewa tempat tinggal, belum lagi kebutuhan administratif lainnya. Oleh karenanya saat itu yang aku tekankan (aku jadi kormasit.. wuzz) dengan melakukan pendekatan saja ke masyarakat. Cukuplah kita membaur dengan seluruh elemen masyarakat, maka bantuan itu akan mudah sekali datang. Warga juga tidak menuntut banyak kok, yang terpenting jaga sopan santun, hormati adat istiadat, perbanyak komunikasi, dan jalin hubungan persaudaraan, dah itu saja...
        Begitu pula di kampung aku di DKSK, kita juga tidak pernah menuntut apapun dari beberapa kkn yang pernah tinggal disini. Toh ketika mereka disini, mereka sudah dianggap sebagai saudara sendiri, dan seperti tamu pada umumnya yang harus dihormati dan dihargai. Kalaupun ada program yang terpenting dilakukan dengan serius, persiapannya harus matang, dan jelas tujuannya. Karena semakin kesini DKSK standar kegiatannya juga semakin naik, dan permintaan akan target kegiatan pasti akan semakin variatif dan inovatif. Celakanya, anak-anak kkn saat ini dianggap sebagai pemuda yang serba tahu dan solutif atas permasalahan yang ada di masyarakat. Sehingga dalam kegiatannya akan selalu dibandingkan dengan kegiatan dari pemuda-pemudi DKSK yang belakangan terlalu bermanuver dan take a risk dalam berbagai event. Standar dalam melakukan kegiatan sedikit lebih tinggi, kalaupun sederhana mereka (muda-mudi) DKSK akan bertanya apa yang kita dapat, warga dapat, atau dengan latar belakang dan tujuan yang jelas. Sulitnya disitu bagi anak-anak kkn yang bermukim disini. 
         Warga DKSK tidak mau tahu kalau temen-temen kkn masih semester 5 atau 6 dikampusnya yang notabene masih sangat muda untuk berpikir mewujudkan aspirasi warga sesungguhnya. Sedangkan pemuda-pemudi DKSK bervariatif tingkat pendidikan, pekerjaan, maupun usianya. Belum lagi tuntutan lain dari temen-temen KKN yang seakan tidak ada akhirnya dari kampus secara akademik, organisasi kampus, maupun kesibukan lainnya. Dari sini perlunya kerjasama yang baik antara kkn dan warga masyarakat, To be Continued Part 2......